Roald Dahl | 2016 | Fiksi, Literasi Anak, Fantasi | Penguin Random House Children's UK (Kindle Edition)
Hi readers! Seorang penulis terkenal, J.K. Rowling, mengatakan, "I do believe something very magical can happen when you read a good book" (Saya percaya bahwa hal ajaib terjadi ketika kamu membaca buku yang bagus).
Pada artikel ini, Childucare tidak akan membicarakan J.K. Rowling atau karyanya. Tapi, kita akan menjelajah bersama seorang gadis kecil yang sangat gemar membaca, Matilda. Novel Matilda ditulis oleh Roald Dahl dan telah diadaptasi ke dalam berbagai film dan drama musikal. Selamat membaca!
Selayang Pandang
Novel Matilda menceritakan kisah seorang gadis kecil bernama Matilda Wormwood yang sangat gemar membaca. Ia cerdas, baik hati, dan penuh rasa ingin tahu. Sayangnya, orang tua Matilda tidak pernah menghargainya. Mereka menganggap membaca hanyalah kegiatan yang sia-sia.
Sejak kecil, Matilda terbiasa meminjam buku dari perpustakaan karena tidak ada koleksi bacaan menarik di rumahnya. Di usia sekitar enam tahun, Matilda telah membaca lebih banyak buku daripada orang dewasa pada umumnya.
Ayahnya, Tuan Wormwood, bekerja sebagai penjual mobil yang licik, sementara ibunya lebih suka menonton drama televisi dan bermain poker. Bagi mereka, Matilda hanyalah anak yang menyebalkan dan sok tahu. Tuan Wormwood sering berbicara dan berperilaku kasar, sementara Nyonya Wormwood hanya diam saja tanpa pernah membela putrinya.
Matilda tidak tinggal diam. Ia melakukan berbagai hal kepada ayahnya, seperti mengganti minyak rambut ayahnya dengan pewarna rambut ibunya atau menempelkan lem pada topi ayahnya. Meskipun Tuan Wormwood sangat marah, ia tidak pernah tahu siapa pelakunya.
Suatu hari, Matilda masuk Sekolah Dasar Crunchem Hall. Ia sangat bersemangat untuk belajar, bertemu teman-teman baru, dan tentu saja membaca lebih banyak buku. Di sana, ia bertemu dengan seorang guru yang baik hati, Nona Honey, yang langsung menyadari kecerdasan Matilda dan ingin mendukungnya. Sayangnya, kepala sekolah kejam, Nona Trunchbull, menolak untuk membantu.
Nona Trunchbull bahkan lebih menakutkan daripada orang tua Matilda. Ia suka menggunakan kata-kata kasar, menghukum siswa tanpa alasan yang jelas, dan memiliki ruang hukuman mengerikan bernama The Chokey, sebuah ruangan sempit yang penuh dengan benda-benda tajam.
Perilaku Miss Trunchbull yang tidak adil menambah kemarahan Matilda terhadap perlakuan buruk orang tuanya. Kemarahan yang bercampur dengan kecerdasan luar biasa kemudian melahirkan kekuatan magis dalam diri Matilda. Dengan kekuatan matanya, ia mampu menjatuhkan segelas air ke kepala Miss Trunchbull — sebuah tanda bahwa ia bukan lagi anak biasa.
Matilda, in the second row, sat very still and said nothing. A strange feeling of serenity and confidence was sweeping over her and all of sudden she found that she was frightened by nobody in the world. With the power of her eyes alone she had compelled a glass of water to tip and spill its content over horrible Headmistress, and nobody who could do that could do anything. (Matilda duduk diam di baris kedua tanpa berkata apa-apa. Perasaan tenang dan percaya diri tiba-tiba menyelimutinya, dan ia merasa tak takut pada siapa pun di dunia ini. Hanya dengan kekuatan matanya, ia berhasil memiringkan segelas air dan menumpahkan isinya ke kepala sekolah yang mengerikan itu. Dan siapa pun yang bisa melakukan itu, pasti bisa melakukan apa saja).
Ulasan Singkat
Matilda mencerminkan ketangguhan dan kecerdasan. Novel klasik ini ditulis oleh Roald Dahl dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1988. Ulasan yang dituliskan Childucare, berdasarkan edisi Kindle dari Puffin Publishers. Novel ini memiliki sekitar 200 halaman, cocok untuk anak usia 6-10 tahun, tetapi tetap dapat dinikmati oleh pembaca segala usia.
Alur cerita dalam Matilda menghibur, penuh kejutan, dan sekaligus emosional. Matilda digambarkan sebagai gadis kecil yang menggemaskan dengan kecerdasan luar biasa dan sangat gemar membaca. Kita dapat melihat betapa menakjubkannya pemikiran Matilda melalui cerita ini.
Sementara itu, perlakuan kejam Nona Trunchbull terhadap murid-muridnya memang menakutkan, tetapi terkadang justru menghadirkan humor gelap yang khas.
Dalam novel ini, Matilda jelas menjadi pusat cerita. Meskipun tokoh-tokoh lain tampak memiliki peran kecil, mereka berhasil melengkapi keseluruhan cerita dengan baik.
Dialog dan bahasa yang digunakan mudah dipahami. Meskipun Roald Dahl terkadang memasukkan kosakata yang cukup sulit, hal itu untuk menegaskan kecerdasan Matilda. Gaya penulisan Dahl terasa pas, menyisipkan isu-isu penting seputar pendidikan anak dan pola asuh dengan cara yang cerdas dan menghibur.
Novel Matilda adalah karya klasik yang mengajarkan anak-anak pelajaran berharga tentang kecerdasan, kebaikan, dan keberanian. Kisah yang memikat dan karakter-karakter yang kuat menjadikan buku ini layak dibaca oleh anak-anak dan orang dewasa. Novel ini mengingatkan kita bahwa sesulit apa pun hidup, dengan tekad dan kemauan untuk berkembang, selalu ada jalan untuk mengatasi rintangan.
I’ve always said to myself that if a little pocket calculator can do it why shouldn’t I? (Saya selalu berkata pada diri sendiri, jika kalkulator kecil bisa melakukannya, mengapa saya tidak bisa?) -Matilda-
Akhir Kata . . .
Novel Matilda adalah bacaan anak-anak yang menarik dan dapat dinikmati oleh segala usia. Kisah ini bahkan telah diadaptasi menjadi film dan musikal, dengan bahasa yang mudah dipahami dan isu-isu pendidikan yang relevan. Bagi yang belum pernah membacanya, novel ini layak masuk dalam daftar bacaan Anda (TBR)!

0 Comments